Peristiwa Penting Menjelang Kemerdekaan Republik Indonesia - 17 Agustus 1945

Proklamasi kemerdekaan Rewpublik Indonesia pada 17 Agustus 1945 menandai awal kebebasan Indonesia dari penjajahan Jepang. Peristiwa penting ini kemudian diperingati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia setiap tahunnya.

Indonesia declaration of independence 17 August 1945 - Image by Frans Mendur 1913 - 1971- Department of Information Presidential Documents National Library Indonesia

Indonesia declaration of independence 17 August 1945 - Image by Frans Mendur 1913 - 1971- Department of Information Presidential Documents National Library Indonesia

Indonesia resmi memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Pernyataan kemerdekaan Indonesia dimuat dalam teks proklamasi yang disusun oleh para tokoh dan dibacakan oleh Ir Soekarno Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Momen tersebut tentunya sangat bersejarah bagi bangsa.

Namun, sebelum itu, ada serangkaian peristiwa penting menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa-peristiwa penting itu pulalah yang turut melatarbelakangi dibacakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia,

Pembentukan BPUPKI dan PPKI

Rakyat Indonesia pun kian gencar melakukan pemberontakan di berbagai daerah untuk menuntut kemerdekaan.

Untuk keluar dari kondisi terdesak itu, Jepang akhirnya memutuskan memenuhi janji memberikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia.

Langkah awal yang diambil Jepang untuk memenuhi janji tersebut adalah dengan membentuk BPUPKI.

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai resmi dibentuk oleh Jepang pada 29 April 1945, bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito.
Dirgahayu Kemerdekaan RI ke 79 2024
Dirgahayu Kemerdekaan RI ke 79 2024. Courtesy Mr Ali Oepet from Malang
Tujuannya adalah untuk menyusun hal-hal yang berkaitan dengan upaya persiapan kemerdekaan. BPUPKI bertugas membuat rancangan dasar negara dan Undang-Undang Dasar.

Meski, Jepang sebenarnya memiliki motif lain dalam pembentukan BPUPKI, yaitu menarik simpati rakyat Indonesia dan mempertahankan sisa-sisa kekuatan mereka.

Akan tetapi, rencana Jepang tidak berjalan dengan baik. BPUPKI justru serius dan berhasil mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Setelah menyelesaikan tugasnya dengan baik, BPUPKI dibubarkan pada 7 Agustus 1945, kemudian Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Badan ini bertugas melanjutkan rencana-rencana yang sudah dibuat oleh BPUPKI. Selebihnya,

PPKI bertugas meneruskan persiapan hal-hal praktis untuk kemerdekaan Indonesia misalnya penetapan dasar negara dan memulai sidang pada 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi.

Kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya

Pada 8 Desember 1941, Jepang menghancurkan pangkalan yang terletak di Pearl Harbor tersebut dengan mengirim empat kapal induk. Kapal ini menghabisi sisa armada Pasifik Amerika Serikat.

Namun, kode komunikasi Angkatan Laut Jepang (Kaigun) sempat bocor. Sekutu akhirnya dapat memprediksi serangan Jepang.

Armada Jepang pun dihancurkan juga oleh Amerika. Kekalahan Jepang saat itu tidak diketahui oleh publik, hingga akhirnya harus diumumkan karena militer Jepang diserang secara bertubi-tubi.

Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki

Peristiwa penting kedua yang terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah jatuhnya dua kota penting Jepang, Hiroshima dan Nagasaki.

Hiroshima dibom pada 6 Agustus 1945. Tiga hari kemudian, pada 9 Agustus 1945, Sekutu menjatuhkan bom di Nagasaki.

Dua kota penting itu hancur oleh serangan Sekutu sehingga membuat Jepang semakin tak berdaya. Kekalahan Jepang memberi peluang bagi Indonesia untuk segera merdeka.

Kondisi itu tentu saja menguntungkan bagi Indonesia yang merupakan jajahan Jepang.

Jepang menyerah tanpa syarat

Jepang resmi memutuskan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945, mengakhiri Perang Dunia ke II..

Pernyataan resmi Jepang menyerah kepada Sekutu disampaikan langsung oleh Kaisar Hirohito melalui siaran radio nasional pada 15 Agustus 1945.

Hiroshima - Remnant of WW II
Hiroshima - Remnant of WW II. Courtesy SBS Indonesian
Sementara itu, status Indonesia yang merupakan negara jajahan Jepang, menjadi vacuum of power atau terjadinya kekosongan kekuasaan.

Salah satu tokoh Indonesia, yakni Sutan Sjahrir, telah mendengar kabar Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Sjahrir pun segera menyampaikan kabar tersebut kepada golongan muda yang kemudian bergegas mendesak dua tokoh penting bangsa Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta, untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Peristiwa Rengasdengklok

Setelah mendengar kabar Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, golongan muda mendesak proklamasi kemerdekaan Indonesia segera diumumkan.

Namun, golongan tua berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia sebaiknya dilakukan secara terstruktur dan mendapatkan pengakuan dari negara lain.

Perbedaan pandangan itu kemudian membuat golongan muda berinisiatif "menculik" Soekarno dan Moh Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945.

Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok demi menjauhkan dua tokoh penting bangsa Indonesia itu dari pengaruh Jepang.

Penculikan Soekarno dan Hatta oleh golongan muda ini disebut sebagai Peristiwa Rengasdengklok.

Setelah satu hari berada di Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta akhirnya setuju untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia selambat-lambatnya pada 17 Agustus 1945.

Penyusunan naskah proklamasi

Dari Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta dijemput oleh Achmad Soebardjo kemudian dibawa kembali ke Jakarta.

Setibanya di Jakarta, pada dini hari tanggal 17 Agustus 1945, mereka singgah di kediaman Laksamana Tadashi Maeda, untuk merumuskan teks proklamasi.

Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo merumuskan teks proklamasi dengan disaksikan Sukarni, B.M. Diah Sudiro, dan Sayuti Melik.

Juga hadir seorang tokoh Jepang, yakni Miyoshi yang merupakan orang kepercayaan Somobuco (kepala pemerintahan umum), Mayor Jenderal Nishimura.

Rumusah teks proklamasi ditulis tangan oleh Soekarno.
Teks Proklamasi - Department of Information Presidential Documents National Library Indonesia
Teks Proklamasi - Department of Information Presidential Documents National Library Indonesia

Sayuti Melik menyalin dan mengetik Naskah proklamasi teks kemerdekaan itu dengan menggunakan mesin ketik milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler yang diambil dari kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman.

Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia kemudian dibacakan di kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56, pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi.


Share
Published 14 August 2024 6:59pm
Updated 15 August 2024 10:56pm
By SBS Indonesian
Presented by SBS Indonesian
Source: SBS


Share this with family and friends