Indonesia resmi memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Pernyataan kemerdekaan Indonesia dimuat dalam teks proklamasi yang disusun oleh para tokoh dan dibacakan oleh Ir Soekarno Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Momen tersebut tentunya sangat bersejarah bagi bangsa.
Namun, sebelum itu, ada serangkaian peristiwa penting menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa-peristiwa penting itu pulalah yang turut melatarbelakangi dibacakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Ada beberapa peristiwa penting yang terjadi menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia,
Pembentukan BPUPKI dan PPKI
Rakyat Indonesia pun kian gencar melakukan pemberontakan di berbagai daerah untuk menuntut kemerdekaan.
Untuk keluar dari kondisi terdesak itu, Jepang akhirnya memutuskan memenuhi janji memberikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia.
Langkah awal yang diambil Jepang untuk memenuhi janji tersebut adalah dengan membentuk BPUPKI.
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai resmi dibentuk oleh Jepang pada 29 April 1945, bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito.

Dirgahayu Kemerdekaan RI ke 79 2024. Courtesy Mr Ali Oepet from Malang
Meski, Jepang sebenarnya memiliki motif lain dalam pembentukan BPUPKI, yaitu menarik simpati rakyat Indonesia dan mempertahankan sisa-sisa kekuatan mereka.
Akan tetapi, rencana Jepang tidak berjalan dengan baik. BPUPKI justru serius dan berhasil mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Setelah menyelesaikan tugasnya dengan baik, BPUPKI dibubarkan pada 7 Agustus 1945, kemudian Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Badan ini bertugas melanjutkan rencana-rencana yang sudah dibuat oleh BPUPKI. Selebihnya,
PPKI bertugas meneruskan persiapan hal-hal praktis untuk kemerdekaan Indonesia misalnya penetapan dasar negara dan memulai sidang pada 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi.
Kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya
Pada 8 Desember 1941, Jepang menghancurkan pangkalan yang terletak di Pearl Harbor tersebut dengan mengirim empat kapal induk. Kapal ini menghabisi sisa armada Pasifik Amerika Serikat.
Namun, kode komunikasi Angkatan Laut Jepang (Kaigun) sempat bocor. Sekutu akhirnya dapat memprediksi serangan Jepang.
Armada Jepang pun dihancurkan juga oleh Amerika. Kekalahan Jepang saat itu tidak diketahui oleh publik, hingga akhirnya harus diumumkan karena militer Jepang diserang secara bertubi-tubi.
Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
Peristiwa penting kedua yang terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah jatuhnya dua kota penting Jepang, Hiroshima dan Nagasaki.
Hiroshima dibom pada 6 Agustus 1945. Tiga hari kemudian, pada 9 Agustus 1945, Sekutu menjatuhkan bom di Nagasaki.
Dua kota penting itu hancur oleh serangan Sekutu sehingga membuat Jepang semakin tak berdaya. Kekalahan Jepang memberi peluang bagi Indonesia untuk segera merdeka.
Kondisi itu tentu saja menguntungkan bagi Indonesia yang merupakan jajahan Jepang.
Jepang menyerah tanpa syarat
Jepang resmi memutuskan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945, mengakhiri Perang Dunia ke II..
Pernyataan resmi Jepang menyerah kepada Sekutu disampaikan langsung oleh Kaisar Hirohito melalui siaran radio nasional pada 15 Agustus 1945.

Hiroshima - Remnant of WW II. Courtesy SBS Indonesian
Salah satu tokoh Indonesia, yakni Sutan Sjahrir, telah mendengar kabar Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Sjahrir pun segera menyampaikan kabar tersebut kepada golongan muda yang kemudian bergegas mendesak dua tokoh penting bangsa Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta, untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Peristiwa Rengasdengklok
Setelah mendengar kabar Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, golongan muda mendesak proklamasi kemerdekaan Indonesia segera diumumkan.
Namun, golongan tua berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia sebaiknya dilakukan secara terstruktur dan mendapatkan pengakuan dari negara lain.
Perbedaan pandangan itu kemudian membuat golongan muda berinisiatif "menculik" Soekarno dan Moh Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945.
Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok demi menjauhkan dua tokoh penting bangsa Indonesia itu dari pengaruh Jepang.
Penculikan Soekarno dan Hatta oleh golongan muda ini disebut sebagai Peristiwa Rengasdengklok.
Setelah satu hari berada di Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta akhirnya setuju untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia selambat-lambatnya pada 17 Agustus 1945.
Penyusunan naskah proklamasi
Dari Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta dijemput oleh Achmad Soebardjo kemudian dibawa kembali ke Jakarta.
Setibanya di Jakarta, pada dini hari tanggal 17 Agustus 1945, mereka singgah di kediaman Laksamana Tadashi Maeda, untuk merumuskan teks proklamasi.
Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo merumuskan teks proklamasi dengan disaksikan Sukarni, B.M. Diah Sudiro, dan Sayuti Melik.
Juga hadir seorang tokoh Jepang, yakni Miyoshi yang merupakan orang kepercayaan Somobuco (kepala pemerintahan umum), Mayor Jenderal Nishimura.
Rumusah teks proklamasi ditulis tangan oleh Soekarno.

Teks Proklamasi - Department of Information Presidential Documents National Library Indonesia
Sayuti Melik menyalin dan mengetik Naskah proklamasi teks kemerdekaan itu dengan menggunakan mesin ketik milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler yang diambil dari kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman.
Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia kemudian dibacakan di kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56, pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi.