Telah lama dinantikan, Garuda Indonesia akhirnya mengadakan travel fair-nya di Australia. Setelah mengadakan pameran perjalanan di Perth dan Melbourne secara bersamaan pada tanggal 7-9 Desember, "Wonderful Indonesia - Garuda Travel Fair" juga hadir di Sydney.
Dibuka dengan tarian Merak (Jawa Barat) dan Gandrung (Banyuwangi) oleh penari-penari dari Sanggar Widyaluvtari Melbourne, pameran ini berlangsung di pelataran Martin Place Sydney pada tanggal 10-11 Desember.
'Tari Merak' at the opening of Wonderful Indonesia - Garuda Travel Fair in Martin Place (10/12) Source: SBS Indonesian
Judi Rifajantoro, Staf Khusus Bidang Akses dan Infrastruktur dari Kementerian Pariwisata Indonesia menyampaikan kepada SBS Indonesian bahwa Australia merupakan satu dari lima besar pasar turisme Indonesia - bersama dengan Cina, Eropa, Singapura, dan India - yang penting untuk diperhatikan.
"Australia ini penting, jadi kita perlu betul-betul promosi yang bagus untuk supaya (jumlahnya) terus meningkat."
Hal ini juga sejalan dengan yang disampaikan oleh Konsul Jenderal Indonesia untuk NSW, Queensland dan South Australia, Heru Hartanto Subolo, dalam pidato pembukaannya yang menyebut pentingnya kemitraan yang strategis antara kedua negara termasuk dalam bidang pariwisata.
Mr Rifajantoro menambahkan bahwa agenda travel fair ini dilakukan untuk mendukung upaya peningkatan jumlah wisatawan asal Australia.
"Karena kita melihat dua tahun terakhir ini (jumlah) turis dari Australia cukup stagnan. Kita akan coba untuk meningkatkan itu," ungkapnya.
Ketika ditanya mengapa stagnasi ini terjadi, Beliau menyebut bahwa masih banyak yang perlu dilakukan agar masyarakat Australia tidak hanya mengeksplor Bali saja.
"Kelihatannya mungkin ya dari Kementerian Pariwisata Indonesia atau dari industri pariwisata Indonesia ini harus lebih memberikan alternatif atraksi yang lain. Selama ini kan mereka kenalnya hanya Bali, padahal kan kita punya bayak sekali. Nah ini yang nampaknya ini belum kita sosialisasikan.. belum kita pasarkan secara masive".Lebih dari 1,2 juta orang Australia mengunjungi Indonesia sepanjang tahun lalu. Tahun ini, Indonesia memperkirakan akan menyambut sejumlah 17 juta wisatawan internasional, yangmana 1,3 juta diantaranya berasal dari Australia.
Ribbon cutting as the official opening of 'Wonderful Indonesia - Garuda Travel Fair' in Sydney (10/12). Source: SBS Indonesian
Jumlah ini bukan angka yang mustahil untuk dicapai, mengingat karakter unik wisatawan asal Australia.
"Australia itu salah satu pasar yang agak bandel ya.. Maksudnya, walau ada travel ban kek atau apa juga mereka tetap datang," ungkap Direktur Pemasaran Wisata untuk wilayah Australia, New Zealand dan Oceania dari Kementerian Pariwisata Indonesia, Adella Raung.
"Khususnya kalau bicara Bali yang memang sudah seperti halaman belakangnya deh," tambah Beliau.I Nyoman Sunia Sanjaya, Acting VP Garuda Indonesia untuk wilayah South West Pacific & New Zealand, mengatakan bahwa pameran ini juga merupakan upaya untuk mendukung pemerintah Indonesia mencapai target 20 juta jumlah wisatawan asing di tahun 2019.
Monthly visits of foreign tourists to Indonesia, 2018 vs 2017 Source: website Kemenpar RI
"Mudah-mudahan yang pertama ini sukses sehingga berikutnya bisa periodik," ungkap Beliau.
Dari pameran yang berlangsung dua hari tersebut Mr Sanjaya mengatakan bahwa pihak Kemenpar menargetkan tambahan sebanyak 5.000 orang untuk menumpang Garuda dan mengunjungi Indonesia, diluar target bulanan yang telah ditetapkan.
Ketika ditanya apakah ada rencana maskapai ini untuk menambah tujuan terbang-langsung atau direct flight dari Australia ke pintu masuk lain selain Denpasar dan Jakarta, Mr Sanjaya mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan tinjauan terkait terbang langsung dari Australia ke Lombok, Yogyakarta dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia dan kini masih menantikan hasil tinjauan tersebut. Tetapi Beliau menambahkan bahwa Garuda Indonesia memiliki jaringan penerbangan untuk kemana saja di Indonesia.
Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan lebih dari 37 penerbangan langsung ke Australia setiap minggunya, menghubungkan Jakarta dan Denpasar dengan Melbourne, Sydney, dan Perth.