Berbagi Asa di Share the Spirit Festival

Sharing the Spirit Festival

Sharing the Spirit Festival Credit: Dina Indrasafitri

Pada hari Minggu yang cerah tanggal 26 Januari 2025, taman Treasury Gardens di Melbourne dimeriahkan oleh festival Share the Spirit. Yang terdengar di awal tadi adalah salah satu bintang tamu dalam acara seni budaya yang menampilkan sejumlah seniman pribumi Australia.


Di antara daftar penampil hari itu ada nama-nama seperti Doe Eyes, Jarrah Band dan Pirritu.

Banyak diantara mereka yang hadir dalam festival itu juga sebelumnya menghadiri aksi Invasion day. Ribuan peserta aksi memenuhi jalan besar kota Melbourne untuk menyuarakan bahwa tanggal tersebut juga dipandang sebagai tanggal untuk berduka bagi sebagian komunitas pribumi Australia.

Ada beberapa kios yang berdiri di Treasury Gardens saat festival Share the Spirit berlangsung. Salah satunya adalah kios organisasi Connecting Home, yang misinya adalah membantu komunitas pribumi yang termasuk dalam generasi yang dicuri atau Stolen Generations.

Vanessa Vine, seorang Case Manager di Connecting Home menyatakan bahwa hari itu Ia berduka mengingat tanggal 26 Januari baginya membuatnya teringat akan usaha-usaha untuk merusak alam Australia, misalnya melalui pencemaran sumber air, dan juga pembantaian warga pribumi.
Sharing the Spirit Festival
Sharing the Spirit Festival Credit: Dina Indrasafitri
Vanessa sendiri juga merupakan bagian dari Generasi yang dicuri. Dalam pekerjaannya Ia sering mendengar cerita-cerita pilu tentang mereka yang merasakan dampak dari kebijakan-kebijakan yang mengakibatkan tercerabutnya mereka dari tempat kelahiran dan keluarga.

“Saya sangat beruntung karena saya diambil saat saya masih bayi dan saya diadopsi, jadi saya tidak dimasukkan ke sebuah institusi atau ke panti asuhan,” jelasnya.

Menurut Paul Davies, yang juga bekerja di Connecting Home, mereka yang termasuk korban dari kebijakan-kebijakan terkait Generasi yang Dicuri tidak selalu terang-terangan terlihat bermasalah. Ada banyak klien organisasi tersebut yang dari luarnya tampak baik-baik saja, namun tetap membutuhkan bantuan.

“...ada bagian yang hilang dari masa lalu mereka dan ini bukanlah sesuatu yang mereka bisa atasi tetapi mereka bisa berusaha memulihkan diri dan semoga memperbaiki untuk generasi mendatang,” ucapnya.

Meskipun tanggal 26 Januari bagi mereka yang hadir dan tampil di festival ini membawa arti yang pilu, namun festival ini, selain merupakan ajang yang bermanfaat untuk berbagi info dan bersilaturahmi juga menjadi hiburan. Vanessa menyatakan dirinya terhibur dengan musik yang dimainkan, juga karena suasana rindang taman dan berbagai makanan lezat yang memeriahkan festival Share the Spirit.
No Pride
No Pride in Genoside Credit: Dina Indrasafitri
Untuk mereka yang baru tiba di Australia dan ingin tahu lebih banyak tentang sejarah pribumi Australia, Vanessa menyarankan untuk melakukan riset misalnya online atau mengunjungi museum Melbourne, khususnya di bagian Bunjilaka khusus tentang pribumi Australia, atau Koori Heritage Trust di Federation Square, karena bagi sebagian anggota komunitas ini, terus menerus berbagi cerita dan budaya bisa mencapai titik jenuh atau kelelahan.

 
Dengarkan setiap hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu jam 3 sore.
Ikuti kami di  dan , serta jangan lewatkan kami.

Share