'Kami Tidak Khawatir': Bagaimana Orang Tua Anak Autis Melihat Masa Depan di Australia

Dimas.png

Yuli Rindyawati (R) with his autistic son Dimas. Credit: Supplied/Yuli Rindyawati

Sempat ditolak pengajuan tinggal tetapnya di Australia karena anaknya yang autis, bagaimana kehidupan keluarga Dr Yuli Rindyawati sekarang?


Dengarkan
YULI RINDYAWATI - BAGAIMANA PEMERINTAH & MASYARAKAT MERESPONS AUTISME image

'Kami Tidak Khawatir': Bagaimana Orang Tua Anak Autis Melihat Masa Depan di Australia

SBS Indonesian

16:27
Pada akhir tahun 2019, Dr Yuli Rindyawati dan keluarganya memperoleh status kependudukan tetap di Australia.

Sebelum itu, keluarga Indonesia yang tinggal di Canberra ini beberapa kali mengalami penolakan permohonan tinggal tetap mereka hingga harus maju ke tingkat Ministrial Intervention.

Putranya yang autistik, Dimas, disebut menjadi penyebab penolakan ini.
Dimas
Dimas was first diagnosed with autism at the age of five when he was about to enrol in school in Australia. [Dimas then (L) and now]. Credit: Supplied/Dr Yuli Rindyawati
Enam tahun berlalu, bagaimana perkembangan Dimas yang kini berusia 20 tahun?

Mrs Rindyawati menyampaikan bahwa program-program dari pemerintah Australia sangat membantu perkembangan putranya untuk menjadi mandiri.

"Pembayaran pajak saya ini diputar lagi untuk kesejahteraan anak-anak yang berkebutuhan khusus melalui program NDIS," jelasnya.
"Tapi waktu saya di Indonesia, saya punya perasaan yang sangat-sangat khawatir terhadap anak saya kalau sampai saya kenapa-kenapa, sakit atau kenapa.
Dr Yuli Rindyawati
Dengarkan podcast ini selengkapnya.


Dengarkan  setiap hari Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu jam 3 sore.
Ikuti kami di  dan , serta jangan lewatkan kami.

Share