Siluman ular putih menyamar sebagai perempuan dan turun ke bumi. Ia jatuh cinta pada seorang laki-laki muda dan cintanya terbalas dan mereka menjadi sepasang suami istri.
Sepanjang kisah kasih mereka, berbagai aral rintangan muncul, termasuk terungkapnya jatidiri sang siluman yang sebelumnya dirahasiakan bahkan pada suaminya sendiri.
Begitulah legenda siluman ular putih yang konon mulai diceritakan sekitar seribu tahun lalu.
Legenda ini sangat terkenal bahkan di Indonesia, di mana serial televisi yang mengadaptasi kisah ini sempat disiarkan di tahun 2000an.
Maka, meskipun hewan ular sering dikaitkan dengan marabahaya di berbagai cerita rakyat, dalam kisah ini justru dikaitkan dengan cerita yang romantis.
Chinese museum di kota Melbourne tengah memamerkan seri lukisan balok kayu atau woodblock yang menceritakan legenda ini, sebagai bagian dari perayaan tahun baru china 2025 bertemakan tahun ular.
Lukisan-lukisan tersebut berasal dari Yangliuqing, Tianjin.
Teknik melukis khas seperti ini mulai muncul di era dinasti Ming, yang berjaya dari tahun 1368 hingga 1644 masehi.
Direktur Eksekutif Chinese Museum Mark Wang menyatakan bahwa seri lukisan ular putih merupakan bagian dari koleksi museum tersebut, bersama dengan berbagai foto dan artefak tentang kebudayaan khas China, terutama komunitas China di Australia.
Mr Mark Wang, Director Chinese Museum in Melbourne Chinatown. Credit: Chinese Museum Melbourne
Karena, menurut Mark, Pecinan Melbourne adalah Pecinan tertua di dunia barat, dan pecinan ini tidak bergeser atau tergusur lokasinya dari tengah kota sejak beratus tahun lalu, meskipun komunitas migran dari Cina tidak luput dari diskriminasi dan rasisme.
Para penambang emas dari China yang datang ke Victoria untuk mengadu nasib jauh lebih efisien daripada penambang eropa, sehingga mereka lebih sukses.
Di tahun 1855, para pendatang dari China dikenakan pajak khusus oleh negara bagian Victoria yang dikenal sebagai Poll Tax.
Akibatnya, banyak yang putar haluan ke Australia Selatan, meskipun jarak ke tambang-tambang emas menjadi sangat jauh akibatnya.
Selain itu, pecinan ini juga selama beberapa puluh tahun terakhir dimeriahkan oleh parade atau prosesi naga raksasa yang bahkan menurut Mark sudah jarang diadakan di China sendiri.
Selama berpuluh tahun, sudah beberapa kali naga raksasa yang digunakan diganti, dan beberapa kepala naga yang digunakan sepanjang sejarah perayaan di Melbourne bisa dilihat di Chinese Museum.
Dai Loong and the Millennium Dragon, the largest Chinese processional dragon at the Chinese Museum Melbourne Chinatown.. Credit: CHinese Museum Mlebourne
~ Dina Indrasafitri